Sabtu, 25 Oktober 2025

blogspot Best Practice Taufiq

Chat — Berbagi Praktik Baik

Chat — Berbagi Praktik Baik

Tanya tentang Langkah
Tanya tentang Dampak
Tanya tentang Faktor
Tanya tentang Penutup
Tanya tentang Latar Belakang
Tip: gunakan tombol cepat untuk bertanya tentang bagian tertentu, atau ketik sendiri. Tombol 'Baca' akan membacakan ringkasan singkat dari jawaban.

Laporan_OJT_Taufiq_Ariefianto

LAPORAN PELAKSANAAN ON THE JOB TRAINING - Taufiq Ariefianto
Language
Laporan ini menyajikan rangkaian pelaksanaan On the Job Training (OJT) Koding dan Kecerdasan Artifisial — dokumentasi aktivitas, tantangan, solusi, capaian, serta refleksi untuk peningkatan mutu pembelajaran di lingkungan SMA Negeri 3 Purwokerto.

1Pendahuluan

-
Kegiatan On the Job Training (OJT) ini dilaksanakan sebagai bagian dari pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) Fase E untuk guru SMA/SMK. Tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan relevan dengan perkembangan teknologi masa kini. Dalam era digital, murid perlu dibekali dengan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, serta literasi digital dan etika penggunaan teknologi. Melalui kegiatan OJT ini, guru mendapatkan kesempatan untuk mengimplementasikan pembelajaran berbasis proyek dan penemuan (Project Based Learning dan Discovery Learning) secara langsung di kelas, sekaligus mengasah kemampuan refleksi dan kolaborasi.

2Sesi 1: Video Pembelajaran

Lokasi & Tanggal Pelaksanaan: SMA Negeri 3 Purwokerto, OJT 1 – 22 Agustus 2025
Materi: Pengoperasian, Pengaplikasian, dan Kolaborasi Perangkat Kecerdasan Artifisial Pada sesi ini, saya membuat dan menayangkan video pembelajaran berdurasi 10 menit dengan topik berpikir komputasional dalam kehidupan sehari-hari. Materi disusun agar murid memahami konsep dekomposisi, pola, dan algoritma melalui contoh sederhana seperti kegiatan menyiapkan sarapan. Video dibuat menggunakan aplikasi Wondershare Filmora 14 dengan bantuan laptop, dan diintegrasikan dengan materi membuat poster digital. Proses pembuatan video ini menjadi sarana belajar mandiri bagi murid, sekaligus media pembelajaran inovatif di kelas. Tantangan: Waktu pembuatan dan penyuntingan video yang terbatas serta adaptasi terhadap materi baru. Solusi: Belajar mandiri mengenai materi dan penggunaan aplikasi, serta menyusun naskah video yang sederhana dan efisien. Capaian: Murid tampak antusias dan video berhasil menjadi media belajar tambahan yang efektif di luar kelas.

3Sesi 2: Open Class

Lokasi & Tanggal Pelaksanaan : SMA Negeri 3 Purwokerto, OJT 2 – 25 September 2025
Observer : Hery Satria Harjaya Buana, S.Pd Materi : Rekayasa Prompt Untuk Kreasi Konten Sebelum pelaksanaan, saya menyiapkan RPP/Modul Ajar dan LKPD bertema “Rekayasa Prompt untuk Kreasi Konten”. Pembelajaran dilakukan menggunakan model Project-Based Learning (PjBL), Metode diskusi, eksplorasi, praktik langsung, refleksi kritis, presentasi dan Pendekatan Deep Learning (SOLO Taxonomy – Unistruktural, Multistruktural, Relasional, Extended Abstract) dengan aktivitas membuat poster dengan konten kampanye lingkungan sekolah melalui aplikasi ChatGPT, Gemini, Copilot, DALL-E, Leonardo dan Canva. Kegiatan dimulai dengan apersepsi dan pertanyaan pemantik, kemudian dilanjutkan dengan praktik membuat poster digital. Murid bekerja dalam kelompok dan menunjukkan antusiasme tinggi. Namun, beberapa murid tampak kurang percaya diri dalam menggunakan perangkat komputer. Solusi: Saya menampilkan tutorial langkah demi langkah melalui proyektor agar murid dapat meniru secara langsung. Refleksi: Kegiatan ini menumbuhkan keberanian murid menggunakan perangkat digital dan mengasah kolaborasi tim. Capaian: Murid mampu membuat karya digital sederhana dan memahami dasar berpikir algoritmik dalam konteks nyata.

4Sesi 3: Peer Teaching

Lokasi & Tanggal Pelaksanaan : Univ. Muhammadiyah Purwokerto, OJT 18 Oktober 2025
Materi: Pemrograman Kecerdasan Artifisial Sesi peer teaching dilakukan bersama rekan sejawat sebagai simulasi pembelajaran nyata. Topik yang diangkat adalah pengenalan Kecerdasan Artifisial (KA) melalui contoh chatbot seperti ChatGPT, Gemini, dan Copilot. Dikenalkan juga dengan aplikasi Google Colab. Pembelajaran dilakukan dengan model Project-Based Learning (PjBL), Metode diskusi, eksplorasi, praktik langsung, refleksi kritis, presentasi dan Pendekatan Deep Learning (SOLO Taxonomy – Unistruktural, Multistruktural, Relasional, Extended Abstract) yang menekankan pemahaman konsep, etika penggunaan dan penerapan KA. Peserta (rekan sejawat) juga diajak berdiskusi mengenai prinsip dan risiko penggunaan KA generatif. Tantangan: Beberapa peserta kurang aktif dan tampak bosan. Solusi: Saya menyajikan materi dengan menggunakan Blogspot. Capaian: Sesi berjalan lebih hidup, peserta memahami konsep dasar KA dan memberikan umpan balik positif atas penyampaian materi.

5Tantangan dan Solusi Umum

Beberapa tantangan umum selama OJT meliputi keterbatasan waktu pembuatan media, variasi kemampuan digital murid, dan pengelolaan waktu di kelas. Untuk mengatasinya, saya menerapkan strategi berikut: • Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang lebih terstruktur. • Menggunakan media digital sederhana namun menarik (Wondershare Filmora 14, Canva, Blogspot). • Memberikan tutorial singkat agar murid cepat beradaptasi dengan teknologi. • Mengombinasikan aktivitas plugged (menggunakan perangkat) dan unplugged (aktivitas manual) agar semua murid dapat berpartisipasi.

6Capaian dan Refleksi

Kegiatan OJT memberikan banyak manfaat, baik bagi guru maupun murid. Bagi guru, kegiatan ini memperkaya kemampuan pedagogik, literasi digital, dan kreativitas dalam menyusun pembelajaran. Bagi murid, kegiatan ini menumbuhkan rasa ingin tahu, kemampuan berpikir komputasional, serta sikap positif terhadap teknologi. Refleksi pribadi saya: pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial tidak sekadar mengenalkan teknologi, tetapi membentuk karakter adaptif dan etis dalam menghadapi era digital. Melalui pengalaman OJT, saya belajar bahwa pembelajaran yang sederhana, kontekstual, dan kolaboratif justru paling efektif untuk generasi masa kini.

7Penutup

Secara keseluruhan, pelaksanaan OJT Fase E berjalan lancar dan memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) di SMA Negeri 3 Purwokerto. Kegiatan ini menumbuhkan semangat inovasi dalam mengajar serta memperkuat komitmen saya untuk terus mengembangkan pembelajaran yang menarik, relevan, dan bermakna bagi murid. Rencana tindak lanjut saya adalah mengintegrasikan hasil praktik baik ini ke dalam modul ajar kelas X Informatika, serta berbagi pengalaman dengan rekan guru melalui forum internal yang ada di sekolah.
© 2025 — Laporan OJT KKA Fase E SMA/SMK • SMA Negeri 3 Purwokerto • Dibuat oleh Taufiq Ariefianto, S.Pd

Jumat, 24 Oktober 2025

Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat di SMA Negeri 3 Purwokerto | Praktik Baik Pendidikan Karakter Menuju Indonesia Emas 2045

Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

Menanam Karakter Menuju Indonesia Emas 2045

✍️ Oleh: Taufiq Ariefianto — Guru Informatika SMA Negeri 3 Purwokerto

🌅 Pagi yang Penuh Makna di Sekolah Kami

Setiap pagi di SMA Negeri 3 Purwokerto selalu dimulai dengan suasana yang hangat dan khidmat. Para siswa berdiri rapi di halaman, mengenakan seragam kebanggaan mereka. Dari pengeras suara terdengar lantunan ayat suci — Al-Qur’an, Injil, atau kitab lainnya sesuai keyakinan masing-masing. Lalu bersama-sama, mereka menyanyikan Lagu Indonesia Raya dengan penuh semangat sebelum seorang siswa membacakan visi dan misi sekolah.

“Di balik rutinitas sederhana itu, sesungguhnya sedang tumbuh gerakan besar: Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.

Saya, Taufiq Ariefianto, guru Informatika di sekolah ini, selalu merasa terharu melihat pemandangan itu. Karena dari kebiasaan kecil, kami sedang menanamkan nilai besar — membentuk karakter generasi masa depan.

🌱 Dari Rutinitas Menjadi Gerakan

Pendidikan karakter sering dianggap abstrak. Namun di sekolah kami, kami berusaha mewujudkannya secara nyata, lewat gerakan kultural yang partisipatif dan berkelanjutan.

Tujuh kebiasaan yang kami tanamkan adalah:

  • 🙏 Beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
  • 🇮🇩 Cinta tanah air dan budaya bangsa.
  • 💼 Rajin belajar, bekerja keras, mandiri, dan bertanggung jawab.
  • ⏰ Disiplin, jujur, dan berintegritas.
  • 🌿 Hidup bersih, sehat, dan peduli lingkungan.
  • 🎨 Kreatif, inovatif, dan berprestasi.
  • 🤝 Gemar bergotong royong, kolaboratif, dan cinta damai.
Tujuh kebiasaan ini bukan sekadar hafalan — tetapi pola hidup yang dijalani dan dihayati setiap hari.

☀️ Rutinitas Pagi yang Membentuk Karakter

1️⃣ Membaca Kitab Suci

Siswa membaca kitab suci sesuai agama masing-masing. Kegiatan ini menumbuhkan iman sekaligus toleransi. Pemandangan murid dari berbagai agama yang saling menghormati membuat kami yakin: toleransi bukan teori, tapi kebiasaan yang bisa dilatih.

2️⃣ Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

Setiap pagi mereka bernyanyi dengan penuh semangat, mengingatkan diri bahwa mereka bagian dari bangsa besar. Dari sinilah lahir rasa bangga dan cinta tanah air.

3️⃣ Membacakan Visi dan Misi Sekolah

Setiap hari satu siswa tampil di depan teman-temannya. Awalnya malu, kini mereka percaya diri. Latihan kecil ini menumbuhkan keberanian, tanggung jawab, dan rasa memiliki terhadap sekolah.

💪 Jumat Hebat: Empat Aksi Nyata Setiap Pekan

Program “Jumat Hebat” menjadi salah satu unggulan SMA Negeri 3 Purwokerto. Kegiatan ini bergiliran setiap minggu dengan empat tema utama:

🩺 Jumat Sehat

Lapangan sekolah berubah jadi arena senam massal penuh tawa dan energi positif.

“Pak, senam pagi bikin badan saya lebih segar. Jadi lebih semangat belajar.” — ujar seorang siswa.

🌿 Jumat Bersih

Siswa bergotong royong membersihkan kelas, taman, dan lingkungan sekolah. Nilai kearifan lokal gotong royong kami hidupkan kembali.

🙏 Jumat Taqwa

Kegiatan rohani lintas agama dilakukan bergantian: tausiyah, renungan, doa bersama.

🌈 Jumat Inspirasi

Hari yang paling ditunggu siswa! Mereka bisa menampilkan bakat dan karya: membaca puisi, bernyanyi, bercerita, atau menunjukkan hasil kreativitas.

👨‍🏫 Refleksi Guru: Teknologi Butuh Karakter

Sebagai guru Informatika, saya percaya: teknologi tanpa karakter akan kehilangan arah.

“Teknologi bisa membuatmu hebat, tapi karakterlah yang membuatmu tetap manusia.”

💬 Suara dari Murid

Azzahra (XI): “Awalnya malas ikut Jumat Bersih, tapi sekarang senang. Lingkungan jadi nyaman dan saya terbiasa menjaga kebersihan di rumah.”

Lintang (X): “Sejak Jumat Inspirasi, saya lebih berani bicara di depan umum.”

Asmara (XII): “Membaca kitab suci sebelum pelajaran bikin hati lebih tenang.”

Kesaksian sederhana ini adalah bukti nyata bahwa kebiasaan baik membawa perubahan besar.

🌻 Tantangan dan Harapan

Tentu tidak mudah. Ada masa murid merasa bosan atau lalai. Namun dengan pendekatan yang sabar, konsisten, dan kolaboratif antar guru, kebiasaan baik ini perlahan melekat.

Harapan kami sederhana: semoga gerakan ini menginspirasi sekolah-sekolah lain di Indonesia.

❤️ Penutup

Praktik baik di SMA Negeri 3 Purwokerto menunjukkan bahwa pendidikan karakter bisa dilakukan dengan cara sederhana tapi berdampak besar.

“Anak-anak hebat hari ini adalah tiang penyangga Indonesia Emas di masa depan.”

Kamis, 23 Oktober 2025

SMAGALAPAK

🌐 SMAGALAPAK

Inovasi Guru Informatika Mewujudkan Wirausaha Digital di SMA Negeri 3 Purwokerto

Oleh: Taufiq Ariefianto, S.Pd.
Guru Informatika & Koding - Kecerdasan Artifisial | SMA Negeri 3 Purwokerto
📧 taufiqariefianto19@guru.sma.belajar.id


📘 Latar Belakang: Dari Pembelajaran Menuju Transformasi Digital

Teknologi informasi telah mengubah wajah kehidupan manusia secara drastis. Dunia pendidikan kini tidak lagi cukup hanya berfokus pada teori, melainkan harus mampu menyiapkan murid agar kreatif, adaptif, dan mandiri di tengah arus digital.

Sebagai guru Informatika di SMA Negeri 3 Purwokerto, saya melihat potensi luar biasa pada para murid yang akrab dengan teknologi namun masih berperan sebagai pengguna pasif. Dari situlah muncul gagasan untuk menghadirkan wadah belajar yang mampu mengubah kebiasaan digital mereka menjadi produktif, kreatif, dan bernilai ekonomi.

Maka lahirlah inovasi bernama SMAGALAPAK — akronim dari SMA Negeri 3 Purwokerto Lapak, wadah pembelajaran wirausaha digital berbasis sekolah.

💡 Konsep Smagalapak

Smagalapak merupakan platform e-commerce edukatif berbasis sekolah yang dirancang untuk mewadahi karya dan kreativitas murid. Melalui platform ini, murid dapat memamerkan dan menjual produk hasil karyanya sendiri — mulai dari desain digital, kerajinan, makanan olahan, hingga produk inovatif lainnya.

Smagalapak bukan hanya tempat berjualan, tetapi juga sarana untuk belajar berpikir kritis, berkolaborasi, berkomunikasi, dan berwirausaha secara digital.

🚀 Langkah dan Proses Implementasi

  • Pembentukan Tim: melibatkan murid lintas minat seperti desain, komunikasi, dan kewirausahaan.
  • Riset dan Belajar Mandiri: menelaah e-commerce besar seperti Tokopedia dan Shopee sebagai bahan pembelajaran.
  • Workshop dan Kolaborasi: bersama pelaku UMKM lokal untuk memahami strategi pemasaran digital.
  • Pengembangan Website: siswa membangun situs www.smagalapak.sman3pwt.sch.id secara mandiri.
  • Peluncuran Resmi: kegiatan peresmian Smagalapak di aula sekolah dengan dukungan seluruh warga sekolah.
  • Integrasi Pembelajaran: menghubungkan Smagalapak dengan mata pelajaran Informatika, KKA, Prakarya Kewirausahaan, Ekonomi, dan Bahasa Indonesia.

🌱 Dampak dan Manfaat

Bagi Murid: tumbuhnya rasa percaya diri, kreativitas, dan keterampilan digital nyata.

Bagi Guru: kolaborasi lintas pelajaran dan model pembelajaran berbasis proyek yang relevan dengan dunia kerja.

Bagi Sekolah: memperkuat citra sebagai pelopor sekolah wirausaha digital di Purwokerto.

Bagi Masyarakat: kemitraan positif antara sekolah, orang tua, dan pelaku usaha lokal.

🧭 Nilai dan Filosofi Pendidikan

Smagalapak tidak hanya menekankan aspek teknologi, tetapi juga karakter dan  juga menjadi bagian dari pembelajaran mendalam. Nilai-nilai yang ditanamkan antara lain:

  • 🌟 Tanggung jawab dan kemandirian
  • 🤝 Kolaborasi lintas bidang
  • 💡 Kreativitas dan inovasi
  • 💬 Komunikasi efektif
  • 🌍 Empati dan etika digital

🏆 Refleksi dan Harapan

Smagalapak membuktikan bahwa ide sederhana bisa menjadi gerakan besar jika dijalankan dengan kolaborasi, teknologi, dan semangat belajar serta menjadi bagian dalam pembelajaran mendalam. Sebagai guru, saya percaya bahwa pendidikan sejati bukan sekadar mengajar, tetapi menginspirasi dan membimbing para murid menjadi pencipta perubahan.

📸 Galeri Dokumentasi Kegiatan

Pembentukan Tim Smagalapak
Workshop dan Kolaborasi Praktisi
Peluncuran Resmi Smagalapak


📎 Tentang Penulis


Taufiq Ariefianto, S.Pd.
adalah Guru Informatika dan Koding - Kecerdasan Artisial di SMA Negeri 3 Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Lahir pada 1 September 1976, beliau dikenal sebagai sosok pendidik visioner yang memadukan nilai-nilai karakter dengan inovasi teknologi.

Sejak awal kariernya, beliau memiliki visi untuk menjadikan pendidikan sebagai gerakan perubahan. Melalui pembelajaran berbasis proyek, digitalisasi sekolah, dan kegiatan kewirausahaan digital seperti Smagalapak, beliau berkomitmen menyiapkan generasi muda yang kreatif, mandiri, dan berjiwa pemimpin.

Selain aktif mengajar, beliau juga terlibat dalam pengembangan ekstrakurikuler teknologi, pelatihan guru, serta pendampingan siswa di bidang informatika dan bisnis digital. Dalam kesehariannya, Taufiq Ariefianto dikenal dekat dengan para murid dan mengajar dengan pendekatan yang humanis.

“Guru hebat bukan yang paling pintar, tetapi yang paling mampu menumbuhkan potensi muridnya.”

“Teknologi tidak akan pernah menggantikan peran guru.
Namun guru yang menggunakan teknologi akan menggantikan mereka yang tidak.”

- Taufiq Ariefianto -

#InovasiGuru #Smagalapak #WirausahaDigital #SMA3Purwokerto #PendidikanTransformasi #AlIinEducation

Portofolio_AGP2025_Taufiq Ariefianto

Smagalapak — AGP 2025 | Taufiq Ariefianto (Multi-bahasa & TTS) 💻 TAUFIQ ARIEFIANTO — SMAGALAPAK Inovasi Gal...